Pewarna Alami Makanan
Pewarna digunakan produsen untuk
memberikan penampilan yang menarik pada hasil produksi mereka melalui
penggunaan bahan–bahan tambahan kimiawi untuk makanan (BTM) atau Food
Additives. Dalam menggunakan bahan pewarna sintetik / buatan, produsen harus
memperhatikan batas maksimum penggunaannya pada makanan agar bahan
pewarna makanan tersebut tidak berbahaya bagi tubuh .
Pewarna alami adalah zat warna alami
(pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau dari sumber-sumber mineral.
Zat warna ini telah digunakan sejak dulu dan umumnya dianggap lebih aman
daripada zat warna sintetis, seperti annato sebagai sumber warna kuning alamiah
bagi berbagai jenis makanan begitu juga karoten dan klorofil. Dalam daftar FDA
(Badan POM Amerika) pewarna alami dan pewarna identik alami tergolong dalam
”uncertified color additives” karena tidak memerlukan sertifikat kemurnian
kimiawi.
1. Pewarna Alami
Pewarna alami merupakan bahan
pewarna yang bahan-bahannya banyak diambil dari tumbuh-tumbuhan. Bahan pewarna
alami yang banyak digunakan antara lain sebagai berikut:
1. Daun suji mengandung zat warna
klorofil untuk memberi warna hijau menawan, misalnya pada dadar gulung, kue
bika, atau kue pisang. Karena keindahan bentuk daunnya, tanaman ini seringkali
digunakan sebagai tanaman hias. Agar lebih sempurna, daun suji seringkali
dicampur dengan daun pandan sehingga selain memberi warna sekaligus juga
memberi aroma harum pada makanan, kue dan minuman Anda. Cara membuatnya: iris
halus daun suji dan daun pandan, haluskan dengan cara ditumbuk atau diblender,
peras, dan saring, lalu tambahkan air kapur sirih sebagai pengawetnya. Masukkan
ke dalam botol tertutup, lalu simpan di lemari es.
2. Buah kakao merupakan penghasil
cokelat dan memberikan warna cokelat pada makanan, misalnya es krim, susu
cokelat, atau kue kering.
3. Kunyit (Curcuma domestica)
mengandung zat warna kurkumin untuk memberi warna kuning pada makanan, misalnya
tahu, bumbu Bali, atau nasi kuning. Selain itu, kunyit dapat mengawetkan
makanan.
4. Cabai merah, selain memberi rasa
pedas, juga menghasilkan zat warna kapxantin yang menjadikan warna merah pada
makanan, misalnya rendang daging atau sambal goreng.
5. Wortel, beta-karoten
(provitamin-A) pada wortel menghasilkan warna kuning.
6. Karamel, warna cokelat karamel
pada kembang gula karena proses karamelisasi, yaitu pemanasan gula tebu sampai
pada suhu sekitar 170 °C.
7. Gula merah, selain sebagai
pemanis juga memberikan warna cokelat pada makanan, misalnya pada bubur dan
dodol.
8. Kayu Secang
Secang (Caesalpinia sappan L.) adalah tanaman berkayu yang biasa dimanfaatkan bagian batangnya. Cara menggunakannya, batang basah diserut dan dikeringkan. Serutan batang kayu secang kering direbus dengan air dan disaring, baru dicampurkan ke dalam adonan atau bahan yang akan diwarnai. Secang memberikan warna merah. Kayu secang dapat diperoleh di toko yang menjual jamu tradisional.
Secang (Caesalpinia sappan L.) adalah tanaman berkayu yang biasa dimanfaatkan bagian batangnya. Cara menggunakannya, batang basah diserut dan dikeringkan. Serutan batang kayu secang kering direbus dengan air dan disaring, baru dicampurkan ke dalam adonan atau bahan yang akan diwarnai. Secang memberikan warna merah. Kayu secang dapat diperoleh di toko yang menjual jamu tradisional.
9. Angkak
Warna merah angkak sangat potensial sebagai pengganti warna merah sintetis. Saat ini angkak digunakan pada berbagai produk makanan seperti pada pembuatan anggur, keju, sayuran, pasta ikan, kecap ikan, minuman beralkohol, aneka kue, serta produk olahan daging seperti sosis. Angkak digunakan dengan cara diseduh air panas, air seduhan pertama dibuang karena rasanya pahit. Baru pada seduhan ketiga disaring, lalu haluskan. Pewarna merah juga dapat diperoleh dari kulit bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L) dengan cara diseduh air panas terlebih dahulu sebelum digunakan, atau diperoleh dari bit yang direbus lalu diambil airnya, atau diblender bitnya.
Warna merah angkak sangat potensial sebagai pengganti warna merah sintetis. Saat ini angkak digunakan pada berbagai produk makanan seperti pada pembuatan anggur, keju, sayuran, pasta ikan, kecap ikan, minuman beralkohol, aneka kue, serta produk olahan daging seperti sosis. Angkak digunakan dengan cara diseduh air panas, air seduhan pertama dibuang karena rasanya pahit. Baru pada seduhan ketiga disaring, lalu haluskan. Pewarna merah juga dapat diperoleh dari kulit bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L) dengan cara diseduh air panas terlebih dahulu sebelum digunakan, atau diperoleh dari bit yang direbus lalu diambil airnya, atau diblender bitnya.
10. Bunga Telang
Bunga telang berwarna biru keunguan yang banyak tumbuh di Asia. Warna biru keunguannya dapat digunakan sebagai pewarna alami biru pada penganan.
Cara menggunakan: cuci bersih bunga telang, remas-remas atau tumbuk dengan sedikit air matang, lalu saring. Bisa juga dengan merebus bunga talang hingga bunga layu dan airnya berwarna biru, kemudian saring dan diambil airnya. Alternatif lain bisa juga dengan cara merendam bunga telang dengan air panas hingga airnya berwarna biru, remas-remas, saring, dan ambil airnya. Untuk menyimpan dalam waktu lama, bunga telang bisa dikeringkan dengan cara dijemur di sinar matahari, lalu masukkan ke dalam kemasan yang kering dan tertutup.
Bunga telang berwarna biru keunguan yang banyak tumbuh di Asia. Warna biru keunguannya dapat digunakan sebagai pewarna alami biru pada penganan.
Cara menggunakan: cuci bersih bunga telang, remas-remas atau tumbuk dengan sedikit air matang, lalu saring. Bisa juga dengan merebus bunga talang hingga bunga layu dan airnya berwarna biru, kemudian saring dan diambil airnya. Alternatif lain bisa juga dengan cara merendam bunga telang dengan air panas hingga airnya berwarna biru, remas-remas, saring, dan ambil airnya. Untuk menyimpan dalam waktu lama, bunga telang bisa dikeringkan dengan cara dijemur di sinar matahari, lalu masukkan ke dalam kemasan yang kering dan tertutup.
11. Kluwak, Abu Merang dan tinta
cumi.
Untuk hidangan atau kue yang berwarna hitam dapat digunakan abu merang yang dibuat dari merang yang dibakar, lalu diayak. Atau bisa juga kluwak kwalitas baik dipecahkan, lalu diambil daging buahnya untuk kemudian dihaluskan dan dicampur dengan bumbu lainnya, atau dari tinta cumi yang dilarutkan dengan air.
Untuk hidangan atau kue yang berwarna hitam dapat digunakan abu merang yang dibuat dari merang yang dibakar, lalu diayak. Atau bisa juga kluwak kwalitas baik dipecahkan, lalu diambil daging buahnya untuk kemudian dihaluskan dan dicampur dengan bumbu lainnya, atau dari tinta cumi yang dilarutkan dengan air.
12. Anggur menghasilkan warna ungu.
13. Strawberry warna merah
14. Tomat warna oranye.
15. Bunga pacar air
16. Bunga Kembang sepatu
17. Bunga tasbih/kana
18. Bunga Krisan
19. Pelargonium
20. Aster cina
21. Apel
22. Cherry
23. Manggis
24. Umbi ubi jalar
25. Bunga belimbing sayur
menghasilkan warna merah
26. Daun pandan menghasilkan
warna hijau
27. Daun katuk menghasilkan warna
hijau
2. Pewarna Buatan
Makanan ada yang menggunakan pewarna
alami ada pula yang menggunakan pewarna buatan. Bahan pewarna buatan ada dua
jenis. Jenis pertama adalah pewarna buatan yang disintesa dengan struktur kimia
persis seperti bahan alami, misalnya beta-karoten (warna oranye sampai kuning),
santoxantin (warna merah), dan apokaroten (warna oranye). Jenis kedua adalah
bahan pewarna yang disintesa khusus untuk menggantikan pewarna alami. Berikut
contoh bahan pewarna buatan pada makanan:
- Indigokarmin menghasilkan warna
biru yang digunakan untuk gula-gula dan minuman ringan.
- Eritrosin menghasilkan warna merah
yang digunakan untuk es krim dan jeli.
- Tartrasin menghasilkan warna
kuning yang digunakan untuk es krim, yoghurt, dan jeli.
3. Perbedaan antara Pewarna Alami
dan Pewarna Buatan
Bahan pewarna alami maupun buatan
digunakan untuk memberi warna yang lebih menarik pada makanan. Biasanya orang
menggunakan bahan pewarna alami karena lebih aman dikonsumsi daripada bahan pewarna
buatan. Bahan alami tidak memiliki efek samping atau akibat negatif dalam
jangka panjang. Adapun pewarna buatan dipilih karena memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan zat pewarna alami. Tabel berikut ini menunjukkan
perbedaan kedua jenis pewarna tersebut.
Tabel 13.2 Perbedaan pewarna alami
dan buatan
Pewarna alami
|
Pewarna buatan
|
Lebih aman dikonsumsi.
|
Kadang-kadang memiliki efek
negatif tertentu.
|
Warna yang dihasilkan kurang
stabil, mudah berubah oleh pengaruh tingkat keasaman tertentu.
|
Dapat mengembalikan warna asli,
kestabilan warna lebih tinggi, tahan lama, dan dapat melindungi vitamin atau
zat-zat makanan lain yang peka terhadap cahaya selama penyimpanan.
|
Untuk mendapatkan warna yang bagus
diperlukan bahan pewarna dalam jumlah banyak.
|
Praktis dan ekonomis
|
Keanekaragaman warnanya terbatas
|
Warna yang dihasilkan lebih
beraneka ragam.
|
Tingkat keseragaman warna kurang
baik
|
Keseragaman warna lebih baik.
|
Kadang-kadang memberi rasa dan
aroma yang agak mengganggu.
|
Biasanya tidak menghasilkan rasa
dan aroma yang mengganggu.
|
Kadang-kadang terjadi kasus
penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat
pewarna tekstil digunakan untuk mewarnai bahan makanan. Hal ini sangat
berbahaya bagi kesehatan.
Sumber :
http://klinikpengobatanalami.wordpress.com/2013/05/07/pewarna-alami-pada-makanan-dan-minuman/
0 komentar:
Posting Komentar